Yesus Kristus: Tuhan, Juru Selamat, dan Penolong Sejati
Setiap akhir pembelajaran, ada rasa syukur tersendiri melihat bagaimana para siswa tumbuh dalam pengenalan akan Kristus. Di kelas XI minggu ini, saya meminta mereka menuliskan pandangan pribadi tentang Yesus Kristus. Hasilnya mengharukan: hampir semua menyatakan dengan yakin bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat pribadi.
Beberapa bahkan menambahkan dengan tulus bahwa Yesus adalah Penolong sejati dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menuliskan pengalaman sederhana, seperti bagaimana doa kepada Yesus memberi kekuatan di saat takut menghadapi ujian, atau rasa damai saat menghadapi masalah keluarga. Kalimat-kalimat mereka tidak rumit, namun penuh ketulusan—dan di sanalah iman bekerja.
Melihat Iman Bertumbuh
Melalui refleksi ini, saya menyadari bahwa pengenalan akan Yesus tidak sekadar teori. Para siswa mulai menyadari bahwa:
Yesus adalah Tuhan – yang layak disembah, yang berkuasa atas hidup manusia.
Yesus adalah Juru Selamat – yang telah menebus mereka dari dosa, memberi pengharapan hidup kekal.
Yesus adalah Penolong Sejati – yang hadir dalam setiap pergumulan, sekecil apapun.
Inilah inti pengajaran iman: menghadirkan Kristus bukan hanya di buku teks, tetapi dalam keseharian mereka.
Belajar Melihat Yesus dalam Kehidupan Nyata
Refleksi para siswa mengingatkan saya bahwa iman sejati dimulai dari pengalaman pribadi. Beberapa siswa menulis, “Yesus selalu menguatkan saya ketika saya merasa sendirian.” Ada pula yang menulis, “Saya percaya Yesus selalu menolong saya ketika saya berbuat salah dan mau kembali pada-Nya.”
Pernyataan sederhana ini menunjukkan bahwa Yesus hidup dalam hati mereka. Saya pun belajar bahwa tugas seorang guru bukan hanya mengajarkan konsep, tapi membantu siswa mengalami Kristus dalam kehidupannya.
Mengajak Pembaca Merefleksikan Diri
Tulisan ini juga mengundang kita untuk bertanya:
Siapa Yesus bagi kita?
Apakah kita mengenal-Nya hanya sebagai tokoh sejarah, atau sebagai Juru Selamat pribadi?
Apakah kita sudah mengalami pertolongan-Nya dalam hidup sehari-hari?
Seperti murid-murid kelas XI yang sederhana dalam imannya, kita pun diajak untuk berkata: “Ya Tuhan, Engkaulah Juru Selamatku, Penolongku yang sejati.”
Saya berdoa, baik bagi para siswa maupun kita semua, agar pengakuan ini tidak berhenti di kata-kata, tetapi berbuah dalam perbuatan, kasih, dan pengharapan. Kiranya setiap hari kita menemukan alasan baru untuk berkata: “Yesus Kristus adalah Tuhan, Juru Selamat, dan Penolongku.”
0 Komentar